Seni Tari sebagai ekstrakulikuler Sekolah
0

Kegiatan ekstrakulikuler merupakan salah satu program yang wajib dipilih dan dilaksanakan. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan sikap dan keterampilan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pertumbuhan selanjutnya.
Dengan begitu, seluruh potensi yang dimiliki anak pun akan berkembang secara optimal. Ketika pembelajaran satu semester telah usai, penilaian kegiatan ekstrakurikuler kesenian ini juga kemudian bisa dimakan oleh guru atau wali kelas sebagai salah satu aspek penilaian e-raport.
Biasanya, penilaian ekstrakulikuler berdasarkan predikat.
Seni tari adalah seni yang mengekspresikan nilai batin melalui gerak yang indah dari tubuh/fisik dan mimik. Seni tari secara umum memiliki aspek-aspek gerak, ritmis, keindahan, dan ekspresi. Selain itu, seni tari memilki unsur-unsur ruang, tenaga, dan waktu.
Ruang berhubungan dengan posisi, tingkatan, dan jangkauan. Posisi berhubungan dengan arah hadap dan arah gerak. Arah hadap, seperti menghadap kedepan, kebelakang, serong kanan, dan serong kiri. Sedangkan arah gerak, contohnya menuju kedepan, kebelakang, memutar, atau zigzag.
Tenaga sangat dibutuhkan dalam seni tari karena dengan tenaga, tari yang ditampilkan lebih kreatif. Tenaga dalam seni tari sangat berhubungan dengan rasa dan emosi, bukan dengan kekuatan otot.
Gerakan tari yang dikendalikan dan diatur dengan tenaga yang berbeda-beda akan membangkitkan kesan yang mendalam, bukan hanya bagi penonton, juga bagi si penari.

Tari tradisional merupakan bentuk tarian yang sudah lama ada, diwariskan secara turun-temurun, serta biasanya mengandung nilai filosofi, simbolis, dan religious. Sebelum bersentuhan dengan pengaruh asing, suku bangsa di kepulauan Indonesia sudah mengembangkan seni tarinya tersendiri.
Tari tradisional Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman bangsa Indonesia. Beberapa tradisi seni tari seperti ; tarian Bali, tarian Jawa, tarian Sunda, tarian Minangkabau, tarian Palembang, tarian Melayu, tarian Aceh dan lain-lain.
Mungkin kita sering mendengar tentang orang tua yang berpendapat bahwa memelajari sains, matematika dan bahasa asing itu lebih baik bagi anak daripada seni tari (sekarang pun mungkin masih).
Alasannya, keahlian menari tidak akan membawa kesuksesan besar di masa depan dan hanya membuang waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk mengejar nilai tinggi di sekolah.
Kenyataannya, belajar menari secara rutin membawa manfaat yang bahkan melebihi nilai tinggi di buku rapor, karena manfaat yang diperoleh bisa terus melekat bahkan hingga si anak dewasa.
Yang dimaksud tentu saja bukan manfaat seperti menjadi penari profesional yang bisa mendapat banyak uang (walau ada juga yang berkeinginan belajar menari dengan tujuan demikian), namun juga berbagai manfaat fisik dan mental yang hasilnya dapat dilihat baik di masa hidup si anak yang sekarang maupun kelak saat ia sudah dewasa.
Ketika berjuang menguasai manuver-manuver dan koreografi tarian, mereka tidak bisa menyontek untuk melakukannya dengan baik. Agar bisa menguasai semua gerakan yang dibutuhkan untuk satu set tarian, anak benar-benar harus disiplin dalam berlatih dan memiliki komitmen tinggi.
Jika perhatikan, sekolah-sekolah tari yang bereputasi baik biasanya memiliki tingkat kedisiplinan yang ditanamkan dengan kuat kepada tiap murid, bahkan kadang melebihi sekolah umum.
Seni tari menuntut seorang anak untuk belajar berekspresi lewat tariannya;
hal ini dapat berdampak pada tingkat kreatifitas serta kepercayaan diri di dunia luar sanggar atau sekolah tari. Selain itu, kemampuan fisik dan berolah gerak yang diperoleh dari belajar menari dapat membuat anak merasa percaya diri, yang kemudian dapat berdampak baik pada motivasinya dalam melakukan suatu tugas serta mengejar target di berbagai bidang kehidupan berapapun usianya.
Komentar