Pelatihan Batik Ramah Lingkungan dengan Teknik Ecoprint
Pelatihan ini merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan kegiatan inklusi sosial literasi untuk kesejahteraan.
Workshop Ecoprint kali ini kerjasama dengan dinas perpustakaan dan kearsipan kabupaten mojokerto bersama sekolah
- SMK PGRI Mojosari
- SMK Islam Walisongo Sooko
- SMKS Walisongo Pacet
- SMK Al Islam Pariwisata Perhotelan Mojosari
- SMK Islam Penanggungan
- SMK Darul Ulum Kemlagi
- SMK Pesantern Darul Dakwah Sooko Mojokerto.
“Ecoprint adalah teknik memberi pola dan warna pada kain atau bahan dengan menggunakan bahan alami dari tumbuhan seperti bunga, daun, akar, batang, dan bagian tumbuhan yang lain,”
Teknik ecoprint tidak menggunakan bahan kimiawi atau sintetis, jadi sangat ramah lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran.
Untuk media pembuatan pola, ecoprint bisa menggunakan bahan dari kain katun, sutra, kanvas, atau bahan lain yang memiliki serat. Untuk pewarnaan dasar, ecoprint memanfaatkan bahan pewarna yang berasal dari Kayu Secang, Jolawe, Kulit Kayu Jambu, Kulit Jambu Tingi, dan Kulit Kayu Mahoni atau Manjakani.
“Sedangkan bahan untuk membuat pola biasanya menggunakan daun Jati Muda, Godong Lanang, Jimitri, Daun Afrika, Jarak Kepyar, Daun Kenikir, Randasemaya, dan lain-lain,”
Proses ecoprint sendiri terbilang sederhana jika dibandingkan dengan batik tulis. Pertama dilakukan pencucian kain mordan dengan menggunakan tawas, untuk mempertahankan warna dasar dan membuka pori-pori kain.
Kemudian dilanjutkan dengan proses pewarnaan yang diawali dengan penempelan daun sesuai dengan pola yang telah dibuat sebagai proses blanket (transfer) warna.
Kain yang telah ditempel daun tersebut kemudian digulung untuk mencegah terjadinya perubahan posisi daun. Kain yang telah digulung kemudian diikat agar air tidak masuk ke kain selama proses pengukusan. Kain yang telah diikat tersebut kemudian dikukus selama 2 jam, agar warna daun dapat keluar dan menempel dengan sempurna pada kain.
Pembuatan ecoprint terbilang unik dan eksklusif karena motif dan warna yang dihasilkan dalam setiap pembuatan tidak akan sama.
“Setiap pembuatan hasilnya berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh proses pencelupan warna dasar, teknik menggulung, lama pengukusan, dan intensitas sinar matahari saat menjemur kain meskipun bahan dan teknik yang digunakan sama. Selalu ada kejutan ketika proses pembuatan telah selesai karena hasil ecoprint kadang di luar perkiraan,”
“Peluang bisnis ecoprint masih terbuka lebar apalagi masyarakat semakin sadar untuk menjaga kelestarian alam. Hal ini akan berpengaruh terhadap trend gaya hidup yang cenderung menggunakan bahan alami ramah lingkungan agar terhindar dari pencemaran baik tanah, air, dan udara,”