Mengajarkan Konsep Saat Mengajar Materi Baru Sangatlah Penting
Menjadi tenaga pendidik tidak
semudah kelihatannya. Tak hanya di kelas, berkutat dengan lembar kerja siswa
dan memberikan tugas rumah saja. Guru juga bertanggungjawab atas hal-hal di
luar kelas seperti akademik, keorganisasian sekolah, kurikulum, update metode
,dan pengetahuan baru. Selain itu mereka bertanggungjawab atas keberhasilan
siswa dalam memahami materi yang disampaikan.
Membagikan ilmu pengetahuan baru
pada siswa itu susah-susah gampang. Kebanyakan teori yang sudah paten dengan
bahasa ilmiah sulit dicerna peserta didik, terutama pada siswa SD-SMP karena
tahap perkembangan kognitif mereka belum bisa abstraksi tanpa gambaran nyata.
Itulah mengapa penting sekali untuk mengajarkan konsep saat mengajar materi
baru di kelas. Konsep merupakan sebuah ide atau gagasan yang diabstraksi
melalui kejadian konkret.
Dalam teori perkembangan kognitif
Piaget, siswa SD yang berusia 7-11 tahun berada dalam fase operasional
konkret, di mana anak-anak di usia tersebut dapat berpikir logis dengan
peristiwa konkret. Namun, di usia ini mereka belum mampu berpikir abstrak.
Sehingga butuh bantuan dari tenaga pendidik untuk memberikan gambaran alias
konsep yang dapat membantu mereka mencerna informasi.
Anak-anak di fase operasional
konkret dapat menggunakan logika induktif, yakni menalarkan informasi/kejadian
khusus ke prinsip umum. Contohnya seorang anak menyimpulkan bahwa menyiram
tanaman dapat memperpanjang usia tanaman tersebut. Mereka belum bisa berpikir
ada faktor lain, jenis tanaman yang tidak begitu memerlukan air, volume air
yang cukup, dan semacamnya. Mereka belum dapat berpikir secara deduktif.
Selain berkaitan dengan tahap
perkembangan kognitif siswa, mengajarkan konsep saat mengajar juga sangat
penting, terutama bagi hal-hal berikut ini.
Mempercepat Siswa dalam Memahami
Materi
Tentu saja pentingnya mengajarkan
konsep dalam proses belajar mengajar ialah untuk membuat siswa mudah memahami
materi yang diberikan oleh guru. Perbedaan daya tangkap siswa juga berpengaruh
dalam memahami materi yang didistribusikan, jadi pastikan jelaskan konsep
sefamiliar mungkin dan relate dengan kejadian sehari-hari
mereka.
Misalkan saja dalam materi
fotosintesis, guru dapat memberikan gambaran konkret dengan mengajak siswa
membawa tanaman berdaun hijau yang sebagian daunnya ditutupi oleh
selotip/kertas lalu dibiarkan beberapa hari. Di situlah mereka dapat memahami
pentingnya matahari dalam proses fotosintesis. Jika dirasa terlalu rumit, guru
dapat memberikan gambaran/menceritakan tanaman yang tidak terpapar matahari
tidak dapat berdaun hijau, karena matahari merupakan salah satu bahan bakar
dalam proses fotosintesis.
Mengajak Peserta Didik
Mengaplikasikan Pengetahuan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Esensinya, ilmu pengetahuan dan
teknologi diciptakan untuk mempermudah hidup manusia. Begitu juga ilmu yang
didapatkan di sekolah pasti berguna dalam kehidupan sehari-hari. Ajak peserta
didik menerapkan pengetahuan tersebut agar lebih dipahami.
Sebagai contoh, guru bisa
mengajak siswa belajar tentang gaya gravitasi di kelas, menjatuhkan pulpen dari
meja, melempar bola ke atas, merakit teleskop, mengajak siswa karyawisata ke
monumen kapal selam, atau tempat wisata edukasi semacamnya.
Mencegah Salah Pemahaman
Informasi
Karena anak-anak masih berpikir
menggunakan logika deduktif, maka penjelasan melalui konsep sangat membantu
guru agar peserta didik memahami suatu pengetahuan dengan baik. Sering terjadi
logika deduktif membuat salah paham saat berkomunikasi, salah satunya dalam
menyampaikan materi.
Menjelaskan materi pelajaran
dengan konsep dapat mengurangi distorsi dalam penerimaannya. Latar belakang
sosial budaya siswa sangat mempengaruhi penerimaan dan mencerna informasi, jadi
pastikan guru mengenal background sosial-budaya siswa agar
dapat memberikan contoh yang relate.
Meningkatkan Kreativitas dan Imajinasi
Peserta Didik
Kreativitas merupakan sebuah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, bisa berupa ide/gagasan, benda
atau kegiatan. Dengan mengajak siswa berpikir melalui konsep, siswa akan mudah
dalam mengembangkan kreativitas serta imajinasinya.
Bagaimana cara meningkatkan
kreativitas dan imajinasi siswa melalui konsep? Nah, caranya dengan memberikan
penjelasan konkret dan memberikan tugas pada mereka untuk mencari contoh
serupa. Misalnya guru menjelaskan mengenai konsep jenis-jenis mamalia, lalu
menjelaskan contohnya ada sapi, kambing dan kucing. Lalu tanyakan ke peserta
didik, selain tiga bintang tersebut, berikan contoh binatang mamalia lainnya
dengan ciri-ciri yang sudah dijelaskan.
Meningkatkan Empati Peserta Didik
Bagaimana bisa mengajar dengan
konsep dapat meningkatkan empati siswa? Dalam pelajaran PPKN/Kewarganegaraan,
kita pasti diberikan contoh untuk menjadi manusia yang bermoral, baik dan
menjunjung tinggi nilai pancasila. Manusia yang bermoral digambarkan mereka
memiliki empati pada sesamanya, saling membatu/gotong royong, menghargai
pendapat orang lain dan tindakan baik lainnya.
Saat memberikan contoh, jangan
lupa untuk mengembangkan kreativitasnya kembali sekaligus meningkatkan empati
mereka. Guru dapat memberikan tugas membantu orang tua di rumah dan meminta
siswa memberikan alasan mengapa mereka membantu dalam hal tertentu.
Meningkatkan Keterlibatan Siswa
dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam kelas klasikal, biasanya
guru yang lebih dominan dalam memaparkan materi. Tetapi dengan memberikan
gambaran konkret alias konsep saat mengajar, siswa secara tidak langsung
terlibat penuh dalam proses belajar. Mereka mencerna penjelasan guru dengan
membayangkannya. Setelah itu baru mereka dapat menangkap maksud penjelasan
tersebut.
Terlebih lagi saat mereka
diberikan pertanyaan atau tugas, beri mereka kebebasan tapi tetap terarah dalam
menngembangkan kreativitas dan imajinasinya. Semakin mereka terlibat, semakin
mudah mereka memahami materi yang disampaikan.
Mempermudah Peserta Didik untuk
Menjelaskan Kembali tentang Materi yang Dipelajari
Ilmu pengetahuan yang benar akan
menjadi tidak benar saat didistribusikan dengan cara dan komunikasi
non-asertif. Saat siswa menerima pengetahuan dengan baik, terutama melalui
konsep, mereka akan mudah dalam mendistribusikan ulang pengetahuan tersebut.
Cara mereka menjelaskan kembali pasti juga melibatkan logika yang mereka cerna
sebelumnya.
Mereka yang dapat menjelaskan
ulang tanpa berbelit-belit memiliki kemungkinan bahwa mereka paham tentang apa
yang mereka bicarakan dan tahu cara menyampaikannya. Sedangkan mereka yang
berbelit-belit memiliki dua kemungkinan, yang pertama adalah mereka paham
tetapi tidak bisa berkomunikasi dengan baik, atau mereka tidak memahami apa
yang mereka sampikan.
Membiasakan Siswa Berkomunikasi
yang Baik
Percaya atau tidak jika kita
membiasakan cara kita berbicara dengan jelas melalui konsep, siswa akan
menirunya? Anak merupakan “peniru ulung” dari hal-hal di sekitarnya. Mereka
akan mengadaptasi cara kita berkomunikasi. Jika kita memberikan penjelasan
melalui konsep, mereka akan begitu juga pada orang-orang sekitarya. Hal ini
dapat mengembangkan kemampuan komunikasi asertif mereka.
Metode memberikan konsep saat
belajar merupakan bentuk asertifitas guru dalam medistribusikan materi.
Inilah yang sangat sesuai dengan
pepatah jawa “Guru; Digugu lan Ditiru”
artinya guru dipercaya dan ditiru perilakunya.
Mengajarkan konsep jelas memiliki
banyak benefit bagi proses belajar mengajar, bagi untuk
peserta didik maupun guru. Semakin hari, ditemukan banyak metode belajar yang
dapat mengembangkan banyak ranah positif para siswa, termasuk mengajarkan
konsep ini. Manfaat lain dari mengajarkan konsep pada siswa saat proses belajar
ialah mempersingkat waktu belajar karena para siswa tidak akan kebingungan
dengan materi yang disampaikan.
Nah, setelah kita membahasnya
jangan lupa untuk mempraktikkan pembelajaran di kelas dengan pemberian konsep.
Selamat mencoba!