Mengekspresikan pemikiran dan pemahaman mereka secara mendalam
0

Mengekspresikan pemikiran dan pemahaman mereka secara mendalam


Asesmen terbuka atau open assessment adalah jenis penilaian yang memungkinkan peserta untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan tugas dengan lebih bebas daripada asesmen tradisional yang bersifat tertutup atau pilihan ganda. Ini memberikan peserta lebih banyak kesempatan untuk mengekspresikan pemikiran dan pemahaman mereka secara mendalam.

Berikut adalah beberapa ciri khas asesmen terbuka:

  1. Jawaban Bebas: Peserta diberikan kebebasan untuk merumuskan jawaban mereka sendiri tanpa opsi pilihan ganda atau jawaban yang sudah disediakan.
  2. Pemikiran Kritis: Asesmen terbuka mendorong pemikiran kritis dan analitis, karena peserta harus merumuskan jawaban mereka sendiri dan memberikan alasan atau bukti yang mendukung.
  3. Kreativitas: Ini memungkinkan peserta untuk mengekspresikan kreativitas mereka dalam menjawab pertanyaan atau menyelesaikan tugas. Ini terutama penting dalam asesmen yang melibatkan seni, sastra, atau desain.
  4. Pemahaman Mendalam: Asesmen terbuka cenderung mengukur pemahaman yang lebih mendalam daripada asesmen tertutup, karena peserta harus menjelaskan konsep atau pemikiran secara rinci.
  5. Kemampuan Berkomunikasi: Peserta harus mampu mengkomunikasikan pemikiran dan ide mereka dengan jelas dan efektif dalam asesmen terbuka.
  6. Beragam Format: Asesmen terbuka dapat berupa esai, tugas proyek, presentasi lisan, portofolio, atau berbagai format lainnya, tergantung pada jenis penilaian dan tujuannya.
  7. Penilaian Subjektif: Evaluasi hasil asesmen terbuka sering kali lebih subjektif daripada asesmen tertutup, karena memerlukan penilaian oleh orang yang mengerti konteks dan materi yang dinilai.
  8. Waktu yang Fleksibel: Biasanya, asesmen terbuka memberikan peserta lebih banyak waktu daripada asesmen tertutup karena mereka harus merumuskan jawaban mereka sendiri.

Asesmen terbuka sering digunakan dalam konteks pendidikan tinggi, kreativitas seni, penelitian, dan situasi di mana tujuan utamanya adalah mengukur pemahaman yang mendalam dan kemampuan berpikir kritis daripada hanya mengingat fakta atau informasi.

    Ini dapat membantu mempersiapkan peserta untuk pemecahan masalah dunia nyata dan situasi di mana solusi tidak selalu memiliki jawaban yang jelas dan singkat.


    Berikut adalah beberapa contoh asesmen terbuka:

    1. Esai: Dalam asesmen ini, peserta diminta untuk menulis esai atau makalah yang menjawab pertanyaan atau membahas topik tertentu secara mendalam. Misalnya, seorang mahasiswa dapat diminta untuk menulis esai tentang dampak perubahan iklim terhadap ekosistem laut.
    2. Tugas Proyek: Peserta dapat diberikan tugas untuk melakukan proyek atau penelitian independen dalam bidang tertentu. Misalnya, seorang siswa dapat diminta untuk merancang dan melaksanakan eksperimen ilmiah, kemudian menyajikan hasilnya dalam bentuk laporan.
    3. Portofolio: Seorang individu dapat diminta untuk mengumpulkan portofolio yang berisi contoh-contoh karya atau proyek yang mereka kerjakan selama periode tertentu. Ini dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangan seseorang dalam berbagai keterampilan atau kompetensi.
    4. Presentasi Lisan: Dalam asesmen ini, peserta diminta untuk memberikan presentasi lisan tentang topik tertentu. Mereka harus menyusun materi presentasi, menyajikannya, dan menjawab pertanyaan dari audiens.
    5. Studi Kasus: Dalam asesmen studi kasus, peserta diminta untuk menganalisis situasi atau masalah yang kompleks dan memberikan solusi atau rekomendasi berdasarkan pemahaman mereka tentang materi.
    6. Tugas Kreatif: Ini bisa berupa tugas yang memungkinkan peserta untuk mengekspresikan kreativitas mereka, seperti membuat seni visual, menulis puisi, atau merancang produk.
    7. Diskusi Kelompok: Asesmen ini dapat melibatkan peserta dalam diskusi kelompok di mana mereka harus berkontribusi dengan pemikiran, argumentasi, atau pemecahan masalah mereka dalam konteks diskusi yang mendalam.
    8. Pemecahan Masalah Terbuka: Dalam asesmen ini, peserta diberikan masalah yang kompleks dan terbuka untuk ditangani. Mereka harus merumuskan solusi mereka sendiri dan menggambarkannya.
    9. Simulasi atau Permainan Peran: Peserta dapat diminta untuk berpartisipasi dalam simulasi situasi tertentu atau bermain peran dalam konteks tertentu, lalu mereka harus menggambarkan respons atau keputusan mereka dalam situasi tersebut.
    10. Analisis Literatur atau Karya Seni: Dalam konteks sastra atau seni, peserta dapat diminta untuk menganalisis karya sastra atau seni tertentu dan memberikan interpretasi mereka tentang makna atau signifikansi karya tersebut.
    11. Penugasan Riset: Peserta diminta untuk melakukan penelitian independen tentang topik tertentu dan menyusun laporan penelitian yang merinci temuan mereka.

    Contoh-contoh di atas adalah beberapa jenis asesmen terbuka yang dapat digunakan dalam berbagai konteks pendidikan, profesional, atau penilaian lainnya. Tujuan utama dari asesmen terbuka adalah untuk mengukur pemahaman mendalam, kemampuan berpikir kritis, dan kreativitas peserta dalam merespons pertanyaan atau tugas yang kompleks.

    Subscribe Youtube

    Postingan Lebih Baru Postingan Lebih Baru Postingan Lama Postingan Lama

    Related Posts

    Komentar

    Posting Komentar