Kenali Penerapannya pada Pendidikan tentang AKM
AKM adalah bagian dari Asesmen Nasional yang akan menjadi pengganti Ujian Nasional (UN) sebagai evaluasi terkait mutu pendidikan. AKM adalah sistem yang digunakan untuk mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.
Dalam bidang pendidikan, AKM adalah inovasi terbaru
terkait penjamin mutu pendidikan. AKM adalah sistem yang dirancang untuk
menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar.
Bagi siswa,
AKM adalah penilaian yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan
kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat.
Mengenal AKM
AKM adalah singkatan dari Asesmen Kompetensi Minimum. Mengutip Pusat Asesmen
dan Pembelajaran Kemendikbud, AKM merupakan penilaian kompetensi mendasar yang
diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan
berpartisipasi positif pada masyarakat.
AKM adalah sistem yang akan menggantikan peran UN sebagai sumber informasi
untuk memetakan dan mengevaluasi mutu sistem pendidikan. AKM dirancang untuk
mengukur capaian peserta didik atau siswa dari hasil belajar kognitif yaitu
literasi dan numerasi.
AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu
diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi
yang dimilikinya.
Mengenal Asesmen Nasional AKM adalah bagian dari Asesmen Nasional.
Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah pada
jenjang dasar dan menengah. Asesmen ini dirancang untuk menghasilkan informasi
akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan
meningkatkan hasil belajar murid.
Dalam penerapannya, mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar
murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses
belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.
Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
Asesmen Nasional digadang akan menjadi pengganti Ujian Nasional (UN). Asesmen
Nasional tidak menggantikan peran UN dalam mengevaluasi prestasi atau hasil
belajar murid secara individual. Namun Asesmen Nasional menggantikan peran UN
sebagai sumber informasi untuk memetakan dan mengevaluasi mutu sistem
pendidikan.
Tujuan dari AKM adalah dirancang untuk mengukur capaian peserta didik
atau siswa dari hasil belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi. Tingkat
kompetensi ini dapat dimanfaatkan guru untuk menyusun strategi pembelajaran
yang efektif dan berkualitas.
AKM akan mendukung "Teaching at the right point". Pembelajaran yang
dirancang berdasarkan AKM akan memudahkan murid menguasai kompetensi yang
diharapkan. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekedar
penguasaan konten.
Kompetensi yang diukur dalam AKM Terdapat dua kompetensi mendasar yang
diukur AKM: literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Pemahaman
minimum untuk menunjukkan literasi membaca dan numerasi merupakan kompetensi
yang setidak-tidaknya harus dimiliki untuk seseorang dapat berfungsi secara
produktif dalam kehidupan.
Literasi membaca pada AKM adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan,
mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan
kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia dan untuk dapat
berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.
Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta,
dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis
konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.
Komponen instrumen AKM
Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan,
dalam hal ini dibedakan dalam dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi.
Pada Numerasi konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu Bilangan,
Pengukuran dan Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta Aljabar.
Tingkat kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau
diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Proses kognitif pada
Literasi Membaca dan Numerasi dibedakan menjadi tiga level. Pada Literasi
Membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrasi
serta evaluasi dan refleksi. Pada Numerasi, ketiga level tersebut adalah pemahaman,
penerapan, dan penalaran.
Konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang
digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial
budaya, dan saintifik.
Siapa yang harus mengikuti AKM?
AKM dalam Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat
dasar dan menengah di Indonesia, termasuk satuan pendidikan kesetaraan. Pada
tiap satuan pendidikan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta
didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak oleh Kemdikbud.
Asesmen Nasional hanya diikuti sebagian murid karena tidak digunakan untuk
menentukan kelulusan ataupun menilai prestasi murid sebagai seorang individu.
Asesmen Nasional merupakan cara untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan
sistem pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, tidak semua murid perlu
menjadi peserta dalam Asesmen Nasional.
Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan
pembelajaran. Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI dimaksudkan agar murid
yang menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan pembelajaran
ketika mereka masih berada di satuan pendidikan tersebut