Menciptakan Persaudaraan melalui Makan Siang Bersama di Sekolah
0

Pendidikan yang
sebelumnya tidak melaksanakan full day school, harus menyesuaikan
kebiasaan-kebiasaan yang selama ini hanya melaksanakan kegiatan sekolah separuh
hari menjadi seharian penuh. Terlebih para siswa-siswi, mereka ada yang
langsung siap mengikuti program full day school ada pula yang mendapat sedikit
masalah dan harus mengalami masa penyesuaian.
Bagi yang berasal dari
latar belakang keluarga mampu, penerapan belajar di sekolah 8 jam dalam sehari
mungkin tidak masalah. Ongkos, uang jajan dan bekal makan siang mereka
terpenuhi dengan baik. Pemenuhan gizi dan vitamin merekapun terjamin. Sehingga
kesehatan dan stamina mereka terjaga dengan maksimal, mampu mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik sepanjang hari. Belum lagi kegiatan ekskul dan
penguatan pendidikan karakter selepas pulang sekolah, tentu membutuhkan fisik
yang prima. Fisik yang prima memungkinkan daya konsentrasi terhadap pelajaran
yang disampaikan guru dapat terserap dengan baik.
Lantas bagaimana dengan
siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu? Bisa ditebak kalau mereka
sedikit mengalami masalah. Tidak seberuntung siswa yang berasal dari keluarga
mampu, maka siswa yang kurang mampu harus sedikit berjuang untuk dapat
menyelesaikan waktu belajarnya dari pagi sampai petang dengan kondisi pas-pasan
bahkan kekurangan.
Mereka harus berfikir
bagaimana membagi uang saku cukup untuk ongkos pulang pergi, jajan saat
istirahat pertama dan membeli makanan untuk makan siang. Belum lagi bila
perlengkapan alat tulis mereka mendadak habis, mereka harus memutar otak untuk
berfikir bagaimana membagi uang saku mereka agar cukup membelinya.
Kondisi siswa kurang
mampu ini secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat
keberhasilan pendidikan. Sekalipun dipaksanakan siswa harus berhasil, maka
dapat dibayangkan betapa cukup beratnya perjuangn mereka dalam proses meraih
keberhasilan pendidikan. Bila kita memandang dari segi positif maka menjadi hal
yang sangat membanggakan apabila ada seorang siswa dapat meraih keberhasilan
pendidikan ditengah keterbatasan dan kekurangannya.

Menyikapi kondisi
seperti ini, apa yang harus kita lakukan? Jika kita adalah salah satu guru di
sekolah yang mana ada siswa mengalami kondisi kekurangan atau berasal dari
keluarga kurang mampu, mulailah dengan pendekatan, dekati siswa dengan bentuk
perhatian. Perhatikan mereka walau hanya dengan pertanyaan sederhana dan umum
seperti: apa kabar?, baju kamu bersih, siapa yang mencucinya? kebaikan apa yang
sudah kamu lakukan hari ini? Dan lain sebagainya.
Kedua, berikan motivasi
tentang bagaimana nikmatnya sebuah keberhasilan yang dapat dicapai walaupun
ditengah keterbatasan dan kekurangan. Semangati siswa dengan cara mengubah
kekurangan menjadi kelebihan. Kekurangan bukan hambatan justru harus dijadikan
pemicu dalam meraih keberhasilan.
Ketiga, kita harus selalu
mendekatkan siswa kepada ajaran agama, bantu siswa dalam meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ingatkan siswa untuk selalu
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Latih siswa untuk mengisi
hari-harinya dengan selalu berbuat baik kepada sesama.
Keempat, ciptakan
ide-ide kreatif untuk menciptakan kebersamaan dikalangan siswa, seperti makan
siang bersama seluruh siswa di kelas masing-masing. Ide makan siang ini sangat
bagus untuk menghilangkan kesenjangan antara siswa yang mampu dengan siswa yang
tidak mampu. Dimana siswa yang mampu bisa membawa makanan dari rumah dengan
jumlah lebih banyak sehingga dapat dimakan bersama dengan siswa lain. Ini dapat
dilakukan secara bergiliran.
Bagi siswa kurang mampu
kegiatan makan bersama ini sangat baik,
dimana mereka membawa makanan dari rumah sehingga tidak harus membeli di kantin
atau warung yang mungkin harganya bisa lebih mahal.
Kegiatan makan siang
bersama sering dilakukan dengan tujuan menciptakan kebersamaan dan meningkatkan
persaudaraan dikalangan siswa. Kegiatan ini cukup berhasil, para siswa sangat
senang dengan acara makan siang bersama dengan teman-teman dan gurunya. Sehabis
sholat Zuhur berjamaah di masjid sekolah, mereka langsung duduk rapih di kursi
masing2. Setelah berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas, dengan tertib mereka
menghabiskan makanannya.
Untuk menghilangkan
kejenuhan, ada saja gaya para siswa dalam menikmati makan siangnya. Ada yang
tetap duduk di kursinya masing-masing, ada yang lesehan di lantai, ada yang
berkelompok, ada yang di bawah pohon depan kelas dan ada pula yang duduk di
kursi taman. Semua ini membawa kenikmatan tersendiri bagi para siswa. Dengan
demikian mereka tetap semangat untuk mengikuti pelajaran diparuh waktu berikutnya
sampai petang hari.
Kegiatan makan bersama
ini menjadi solusi bagi kebutuhan makan siang para siswa. sehingga siswa
memiliki energi dan stamina untuk melanjutkan kegiatan belajar hingga petang
hari. Apabila kebutuhan fisik siswa terjaga memungkinkan dapat menyerap materi
pelajaran dengan baik dan maksimal.
Komentar